MAPALA ALFEDYA

MAPALA ALFEDYA
Logo MAPALA ALFEDYA

Senin, 22 Februari 2010

MOUNTENEERING

1. Sejarah Mountenering Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964, ketika pendaki Indonesia dan jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak soekarno di pegunungan jayawijaya, irian jaya ( sekarang papua ). Mereka adalah soedarto dan soegirin dari Indonesia, serta fred atabe dari jepang. Pada taun yang sama, perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di bandung dan mahasiswa pencinta alam universitas Indonesia ( mapal ui ) di Jakarta, diikut kemudian adalah perkumpulan lainnya dibagiankota-kota lainnya.
2. Pengertian Mountenering adalah suatu olah raga keras yang membutuhkan keterampilan,kekmpakan, manajemen dan kekuatan serta daya juang yang tinggi. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri. · Packing Packing adalah suatu tehnik untuk kenyamanan dan efisiensi barang bawaan. Dalam batas – btas tertentu, rangka yang ada pada ransel banyak memberikan kenyamanan apabila cara packing anda bagus maka fungsi dari desain ransel dan rangka ransel yang ada akan memberikan kenyamanan pada anda. Cara – cara melakukan packing : 1. Letakkan barang yang berat setinggi dan sedekat mungkin kebadan yang dibawa. 2. Letakkan barang yangsewaktu – waktu dipakai,pada bagian luar ransel. 3. Letakkan barang yang ringan dibawah dan yang berat di atas 4. Kelompokkan barang – barang dan masukkan kedalam kantong yang tidak tembus air, terutam barang – barang yang mudah basah. 3. Perlengkapan Perlengkapan yang sering di bawa dalam suatu pendakian dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain : 1. Perlengkapan Pribadi · Sepatu · Kaos kaki · Celana / baju ganti · Peralatan navigasi · Rain coat · Sarung tangan · Sabuk ( harnest ) · Ransel ( cariel ) · Logistic · Zebo · Senter · Pisau parang · Peples 2. Perlengkapan Tidur · Satu set pakaian tidur · Kaos kaki untuk tidur · Sleeping bag · Tenda / ponco 3. Perlegkapan Masak · Nesting · Piring dan gelas · Sendok dan garpu · Pisau masak · Tempat air · Bahan baker · Perapian · Kompor gas · Lain – lain yang mendukung dalam urusan masak 4. Sistem Pendakian System pendakian adaa suatu rancangan yang akan menjadi penompang dalan suatu pendakian. Pada umumnya ystem pendakian ikelompokan menjadi dua kelompok : · Alpine tactis Alpine tactis adalah suatu emanjatan yang mengutamakan kecepatan gerak pemanjatan dengan pelengkapan / peralatan yang miim untuk mencapai puncak. · Himalayan tactis Himalayan tactis adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil. Pada system ini para pemanjat akan merintis terleih dahulu jalu peanjatan setahap demi setaha seingga mencapai puncak. Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian : 1. Hill Walking / Fell Walking Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis. 2. Scrambling Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan. 3. Climbing Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari. Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus. b. Snow & Ice climbing Pendakian pada es dan salju. 4. Mountaineering Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll. 5. Klasifikasi Pendakian Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih. Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) : Kelas 1 : Berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking). Kelas 2 : Medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling). Kelas 3 : Medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing). Kelas 4: Kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing). Kelas 5 : Rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing). Kelas 6 : Tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing). 6. Persiapan Bagi Seorang Pendaki Gunung Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain : 1. Sifat mental. Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki. 2. Pengetahuan dan keterampilan Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya. 3. Kondisi fisik yang memadai Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih. 4. Etika Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan. Pada dasarnya dalam penakian ada dua fator yang memengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan seorang endakin adalah : 1. Factor intern Artinya ksiapan si pendaki itu sendiri, kalau kurang akan membahayakan si pendaki itu sendiri. 2. Factor ekstern Artinya factor yang timbul dari luar ( alam ) berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, tanah longsor dan lain – lain. Hindari hal – hal beikut dalam pendakian 1. Membuat api disembarang tempat 2. Membawa obor sebagai penerangan 3. Ketika istirahat, duduk dengan kaki ditekuk 4. Dilarang membawa, membunuh, merusak flora dan fauna Berjalan di gunung 1. Berjalan dengan langkah – langkah kecil 2. Kurang lebih perjalanan 1 jam istirahat 10 menit 3. Pilih lokasi yang baik 4. Berjalan secara zig – zag pada medan yang curam 5. Ketika istirahat, duduk dengan kaki melonjor Persyaratan mendaki gunung : Identitas pendaki harus jelas diketaui perorangan maupun kelompok yng diingat dalam daftar isiKesehatan harus dalam kondisi yang bak atas dasar pemeriksaan dokter aupu ats dasar keyakian pendaki sendiri.Perizinan dikluarkan oleh instansi pemerinah ang mengelola kawasan tersebut yaitu : · Mengeluarkan surat izin setelah memeriksa seksama persyaratan pendaki · Memberikan informasi lengaap kepada pendaki tentang : 1. Jalur pendakian yang aman 2. Jalur pendakian yag berbahaya 3. Keadaan temperature, kelembapan, cuaca dan potografi 4. Jarak dan waktu tempuh pendaki

Jalur Barat Laut

Jalur Barat Laut
Jalur Barat Laut