MAPALA ALFEDYA

MAPALA ALFEDYA
Logo MAPALA ALFEDYA

Jumat, 19 Agustus 2011

Mapala Alfedya Akan Kibarkan Bendera SEA Games di Tiga Gunung

08-04-2010 17:11

Bola.net - Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Alfedya Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Muhammadyah Palembang (UMP), akan melakukan pendakian tiga gunung berbeda di tiga provinsi untuk mengibarkan bendera SEA Games (SEAG) tahun 2011, pada 1-22 Mei 2010.

Ketua Umum Mapala Alfedya FE UMP, Engga Permata, mengatakan di Palembang, Kamis, pendakian ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan SEAG di Indonesia.

Mereka menyampaikan rencana pendakian itu dalam pertemuan dengan jajaran Pemprov Sumsel, di kantor gubernur setempat.

Apalagi, Provinsi Sumsel terpilih sebagai tuan rumah bersama tiga provinsi lainnya, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

"Semula kami hanya ingin melakukan pendakian di Gunung Dempo (Lahat, Sumsel, Red) saja, tapi karena kegiatan SEAG ini menjadi tanggung jawab empat provinsi, maka kami pun akan mengibarkan bendera SEAG di daerah lain," kata Engga pula.

Menurut dia, daerah yang menjadi tujuan pendakian adalah Gunung Sindaro dan Gunung Sumbing yang berada di Provinsi Jawa Tengah, dan Gunung Salak di Provinsi Jawa Barat, serta satu tempat lagi akan diproyeksikan untuk Indonesia wilayah timur, yakni Nusa Tenggara Barat.

"Kami akan membentuk tiga tim, dan setiap tim terdiri atas lima pendaki. Start ekspedisi ini akan dimulai dari Palembang, dan seluruh tim dijadwalkan finish di Gunung Dempo setelah kurang lebih satu bulan menjalani ekspedisi," kata dia.

Berkaitan dengan persiapan pendakian itu, Engga menyatakan seluruh pendaki telah seratus persen siap, baik secara fisik dan mental.

Latihan dilakukan kurang lebih tiga bulan, dirasakan cukup menempa fisik pendaki yang rata-rata berusia 20 tahun ini.

"Pendaki yang tergabung dalam tim ini, sudah cukup berpengalaman. Beberapa di antaranya sudah biasa mendaki pegunungan di wilayah Sumatera dan Jawa. Jadi tidak ada masalah dengan kesiapan mental dan fisik mereka," ujar dia.

Asisten III Pemerintah Provinsi Sumsel, Aidit Aziz, menyambut baik keinginan para mahasiswa ini.

"Kami akan meminta KONI Sumsel mengadakan audiensi dengan KOI mengenai kegiatan ini, karena SEA Games bukan hanya milik Sumsel saja. Ada tiga provinsi lain yang juga terlibat. Mungkin saja, ada provinsi yang mau turut serta," ujar Aidit pula. (ant/cax)

http://www.bola.net/olahraga_lain_lain/mapala-alfedya-akan-kibarkan-bendera-sea-games-di-tiga-gunung.html

Sabtu, 04 September 2010

Minggu, 06 Juni 2010

Selasa, 30 Maret 2010

RETORIKA

A. PENGERTIAN
Retorika (dari bahasa Yunani ῥήτωρ, rhêtôr, orator, teacher) adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui karakter pembicara, emosional atau argumen (logo), awalnya Aristoteles mencetuskan dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan judul 'Grullos' atau Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau teknik persuasi politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan lambang untuk mengidentifikasi pembicara dengan pendengar melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan pengharapan mereka. Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas dengan penggunaan media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari retorika telah berkembang jauh sejak retorika naik sebagai bahan studi di universitas. Dengan ini, ada perbedaan antara retorika klasik (dengan definisi yang sudah disebutkan diatas) dan praktek kontemporer dari retorika yang termasuk analisa atas teks tertulis dan visual.
Dalam doktrin retorika Aristoteles [1] terdapat tiga teknis alat persuasi politik yaitu deliberatif, forensik dan demonstratif. Retorika deliberatif memfokuskan diri pada apa yang akan terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat sekarang. Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan berfokus pada apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak, pertanggungjawaban atau ganjaran. Retorika demonstartif memfokuskan pada epideiktik, wacana memuji atau penistaan dengan tujuan memperkuat sifat baik atau sifat buruk seseorang, lembaga maupun gagasan.

B. PENGANTAR RETORIKA DAN PUBLIC SPEAKING
Definisi dan Tujuan
Retorika (rethoric) biasanya disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya adalah, menyampaikan fikiran dan perasaan kepada orang lain agar mereka mengikuti kehendak kita
Menurut Aristoteles, Dalam retorika terdapat 3 bagian inti yaitu :
1- Ethos (ethical) : Yaitu karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara ia berkomunikasi
2- Pathos (emotional) : Yaitu perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “Psikologi massa”.
3- Logos (logical) : Yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh pembicara
Menurut Kenneth Burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu ‘mendramatisir’ keadaan khalayaknya. (Dramaturgical Theory)
Menurut Walter Fisher, bahwa setiap komunikasi adalah bentuk dari cerita (storytelling). Karenanya, jika kita mampu bercerita sesungguhnya kita punya potensi untuk berceramah. (Narrative Paradigm)
Tokoh-tokoh Podium
- HOS Tjokroaminoto
- Ir. Soekarno
- Adolf Hitler
- Benito Musollini
- Napoleon Bonaparte
- Dll.
Macam-macam Pidato
1. Pidato Ilmiah
2. Pidato Ritual Keagamaan (khutbah, kebaktian, dll)
3. Pidato di Pengadilan (Jaksa, Pembela)
4. Ceramah Umum
5. Kuliah/ mengajar
6. Diskusi
7. Seminar
8. Pidato Politik
Unsur Pesan Komunikasi
Seorang komunikator menyampaikan pesan-pesan melalui :
1. Pesan Linguistik
Untuk menyampaikan pesan bahasa tertentu kita harus menguasai:
a. Fonologi (mengujarkan bunyi kata)
b. Sintaksis (membentuk kalimat)
c. Semantik (memahami kata atau gabungan kata)
d. Memahami secara konseptual tentang dunia kita dan dunia yang kita bicarakan
e. Mempunyai sistem kepercayaan untuk menilai apa yang kita dengar
2. Pesan Nonverbal memiliki fungsi :
a. Repetisi – mengulang kembali bahasa verbal
b. Subtitusi – mennggantikan bahasa verbal
c. Kontradiksi – menolak pesan verbal
d. Komplemen – melengkapi pesan verbal
e. Aksentuasi – menegaskan pesan verbal
Ada enam jenis pesan non verbal :
1). Kinesik (gerak tubuh) : fasial, gestural, postural
2). Paralinguistik (suara)
3). Proksemik (penggunaan ruang sosial atau personal)
4). Olfaksi (penciuman)
5). Sensitivitas kulit
6). Artifaktual (pakaian dan kosmetik)
Struktur Pesan
Secara umum setiap pesan yang secara sengaja disampaikan melalui Pidato terdiri atas :
1. Pendahuluan
a. Salam
b. Penyampaian kepada hadirin
c. Maksud atau tujuan
2. Materi
a. Pendekatan awal (kisah, menyampaikan data, dll.)
b. Pertanyaan atau mengemukakan inti masalah
c. Pembahahasan
3. Penutup
a. Kesimpulan
b. Himbauan
Ucapan Salam Kepada Hadirin
1. Tujuan hadirin perlu diranking berdasarkan status dan kaitannya dengan acara
2. Orang-orang penting hendaknya disebutkan secara khusus
3. Tidak semua acara memerlukan penyebutan secara bertahap dan rinci.
Maksud dan Tujuan
Maksud, tujuan atau bahkan judul ceramah seringkali perlu diutarakan dengan jelas.
Materi atau Isi Pidato secara umum
Akar tunggang judul yang actual
Batang logika yang konsisten
Cabang/ranting kerangka yang sistematis
Daun analisa yang logis
Bunga variasi, humor, pepatah, puisi dll
Buah berkesimpulan
Bagaimana menutup ceramah ?
1. Usahakan menyampaikan kesimpulan pidato dan himbauan yang praktis yang bisa dibawa oleh khalayak untuk dilaksanakan.
2. Salam
Mengumpulkan dan menyiapkan Materi Pidato
Sumber Materi :
Kitab Suci & Sumber-sumber sejenis lainnya
Kisah-kisah yang relevan dengan topik
Berita dan informasi yang lagi aktual
Buku-buku ilmu pengetahuan lainnya
Kamus dan dictionary
Hasil laporan penelitian, data-data, dan referensi lainnya
Teknologi informatika (web/ blog/ online sources)
Memilih topik dan judul :
Seberapa urgen judul yang sesuai dengan waktu dan situasi ?
Judul sebaiknya berupa kalimat sempurna (affermative statement)
Apakah waktu yang tersedia sesuai dengan cakupan judul yang dipilih ?
Apakah audiens yang hadir cocok dengan cakupan judul yang dipilih ?
Apakah cara pemaparan dan pengambilan kesimpulan dengan metode induksi atau deduksi ?
Apa yang dapat dibawa oleh khalayak ?
Pendahuluan pidato haruslah :
- Padat
- Gaya bahasa menarik
- Menghindari “Redundancy”
- Diluar dugaan (surprise)
- Bagaikan Iklan
Materi pidato
- Materi jangan terlalu luas
- Jangan berharap orang lain (khalayak) langsung mengerti
- Satu segi saja
- Cara lebih dipentingkan dari isi
Keberhasilan penceramah dalam menyampaikan pesan:
1- Mengetahui secara detail sesuatu yang dibahas terutama yang menyangkut masalah ilmiah dan mengandung masalah yang interpretable dan debateable. Jika tidak sampaikan gagasan yang bersifat ‘informatif’ saja.
2- Sampaikan dengan ikhlas dan tulus yang muncul dari tanggungjawab pribadi.
3- Ungkapkan dengan bahasa yang sopan, bijaksana dan santun
4- Terus menerus dalam menyampaikan pesan kebenaran dan jangan bosan-bosan. Bersabarlah untuk memdapatkan hasil yang diinginkan
5- Mulailah apa yang dikatakan didepan hadirin pada diri sendiri
Persiapan Pidato
- Pakaian sederhana
- Keadaan fisik yang mantap edan sehat
- Materi disiapkan, bila perlu didiskusikan terlebih dahulu
- Bagi pemula, upayakan berlatih dahulu
- Materi harus dipilih yang penting dan mendesak
- Jangan mengharap ‘salam tempel’ dan ‘pujian’
- Jangan pidato kalau sakit, pikiran kacau, lapar, atau haus
Saat berpidato, perlu diperhatikan
- Sikapnya
- Air mukanya
- Pakaiannya
- Ucapannya, harus fasih (khususnya Bahasa Asing)
- Gerak geriknya
- Tata rias/ make-up nya
Senjata Pidato
- Doa
- Pepatah
- Humor/lelucon
- Semangat berapi-api
- Syahdu
- Lagu-lagu
- Alat peraga
Apabila audiens banyak, maka :
- Volume suara tambah keras
- Tekanan/nada suara tinggi
- Tempo harus lambat
- Bahasa harus awam (dimengerti umum)
- Logikanya sederhana
- Semangatnya tinggi
Penutup pidato
- Kalimat kunci sebagai simpulan (harapan dan penekanan)
- Pepatah yang akan diingat khalayak
- Usahakan agar audiens penasaran
GAYA KOMUNIKASI LAINNYA
Persuasi
Persuasi adalah “cara untuk mengubah sikap dan prilaku orang dengan menggunakan kata-kata lisan dan tertulis” (McGuire).
Persuasi adalah “menanamkan opini baru” (Hovland).
Persuasi adalah “usaha yang disadari untuk mengubah sikap, kepercayaan atau perilaku orang melalui transmisi pesan” (Bettinghaus).
Persuasi adalah ”suatu proses timbal balik yang didalamnya komunikator, dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan responsif pada orang lain”(Nimmo)
Propaganda
Propaganda adalah pesan yang melibatkan simbol-simbol yang mencakup empat hal. Pertama, interaksi simbolik atau pesan-pesan politik yang digambarkan lewat lambang. Kedua, menggunakan pesan-pesan politik yang didramatisir sedemikian rupa sehingga memberikan kepuasan pribadi dan dampak tidak langsung. Ketiga, Penggunaan psikolinguistik yakni penggunaan bahasa tertentu yang memiliki dampak psikologis. Dan keempat, Penggunaan sosiolinguistik yaitu penggunaan bahasa yang memiliki dampak sosiologis tertentu.
Ellul membedakan propaganda vertikal dan horizontal. Yang pertama adalah transmisi dari satu kepada banyak dan terutama mengandalkan media massa bagi penyebaran imbauannya. Sedangkan propaganda horizontal bekerja lebih diantara keanggotaan kelompok ketimbang dari pemimpin kepada kelompok, lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi daripada menggunakan komunikasi massa.
Nimmo menyarankan, supaya persuasi dan propaganda berhasil dengan baik, maka perlu diperhatian secara khusus prinsip-prinsip umum berikut yang dianalisis dari penelitian mengenai pengaruh komunikator terhadap keberhasilan usaha persuasif. Unsur-unsur itu adalah :
1. status komunikator
2. kredibilitas komunikator
3. daya tarik komunikator
4. isi pesan
5. struktur pesan
6. pemilihan media yang digunakan secara tepat.
Ketertarikan khalayak terhadap Pesan yang dipakai
Topik (pesan) yang dibahas
Cara penyampaian
Teknik-teknik mengembangkan pokok bahasan
Bahasa yang dipakai
Organisasi pesan yang dipakai
Situasi yang dihadapi (setiap khalayak memiliki kondisi yang unik)
Keahlian (profesionalitas)
Kejujuran

C. BAGIAN ADMINISTRASI UMUM
Bagian Administrasi Umum (BAU) adalah pelaksana administrasi yang mempunyai tugas memberikan pelayanan di bidang persuratan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, rumah tangga, hubungan masyarakat, organisasi, dan tata laksana, dengan fungsi:
1. Pelaksanaan administrasi kepegawaian;
2. Pelaksanaan administrasi keuangan;
3. Pelaksanaan administrasi persuratan;
4. Pelaksanaan administrasi perlengkapan;
5. Pelaksanaan administrasi rumah tangga;
6. Pelaksanaan administrasi hubungan masyarakat;
7. Pelaksanaan organisasi dan tata laksana.
Bagian Administrasi Umum terdiri dari:
1. Subbagian Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian.
2. Subbagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan urusan keuangan.
3. Subbagian Tata Usaha, mempunyai tugas melakukan urusan persuratan, perlengkapan, rumah tangga, dan hubungan masyarakat.

BIROKRASI

A. PENGERTIAN

Birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy)diartikan
sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida,
dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya
ditemui pada instansi yang sifatnya administrative maupun militer

Pada rantai komando ini setiap posisi serta tanggung jawab kerjanya dideskripsi-kan dengan jelas dalam organigram. Organisasi ini pun memiliki aturan dan prosedur ketat sehingga cenderung kurang fleksibel. Ciri lainnya adalah biasanya terdapat banyak formulir yang harus dilengkapi dan pendelegasian wewenang harus dilakukan sesuai dengan hirarki kekuasaan.
Berbagai definisi birokrat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi didefinisikan sebagai :
1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh makan pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan
2. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-likunya dan sebagainya.
Definisi birokrasi ini mengalami revisi, dimana birokrasi selanjutnya didefinisikan sebagai
1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih oleh rakyat, dan
2. Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.
Berdasarkan definisi tersebut, pegawai atau karyawan dari birokrasi diperoleh dari penunjukan atau ditunjuk (appointed) dan bukan dipilih (elected).
B. MENUJU BIROKRASI YANG HUMANIS
Birokrasi selalu menjadi perhatian masyarakat kita. Dan tiap kali mendengar kata “birokrasi”, kita langsung terpikir mengenai berbagai urusan prosedural penyelesaian surat-surat yang berkaitan dengan pemerintahan. Birokrasi kini dipandang sebagai sebuah sistem dan alat manajemen pemerintahan yang amat buruk. Dikatakan demikian karena kita mencium bahwa aroma birokrasi sudah melenceng dari tujuan semula sebagai medium penyelenggaraan tugas-tugas kemanusiaan, yaitu melayani masyarakat (public service) dengan sebaik-baiknya.
Lagi-lagi, yang terpampang birokrasi kini identik dengan peralihan dari meja ke meja, proses yang ribet, berbelit-belit, dan tidak efisien. Urusan-urusan birokrasi selalu menjengkelkan karena selalu berurusan dengan pengisian formulir-formulir, proses perolehan izin yang melalui banyak kontrol secara berantai, aturan-aturan yang ketat yang mengharuskan seseorang melewati banyak sekat-sekat formalitas dan sebagainya.
Citra buruk yang melekat dalam tubuh birokrasi dikarenakan sistem ini telah dianggap sebagai “tujuan” bukan lagi sekadar “alat” untuk mempermudah jalannya penyelenggaraan pemerintahan. Kenyataannya, birokrasi telah lama menjadi bagian penting dalam proses penyelenggaraan pemerintahan negara. Terkesan, mustahil negara tanpa birokrasi.
Sangat penting apabila kita meninjau kembali definisi birokrasi. Menurut Peter M. Blau (2000:4), birokrasi adalah “tipe organisasi yang dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif dalam skala besar dengan cara mengkoordinasi pekerjaan banyak orang secara sistematis”. Poin pikiran penting dari definisi di atas adalah bahwa birokrasi merupakan alat untuk memuluskan atau mempermudah jalannya penerapan kebijakan pemerintah dalam upaya melayani masyarakat.
Kenyataan yang terjadi hingga detik ini, birokrasi hanya sebagai “perpanjangan tangan” pemerintah untuk dilayani masyarakat. Atau dengan birokrasi pejabat pemerintahan ingin mencari keuntungan lewat birokrasi. Sebuah logika yang terbalik, memang! Seharusnya birokrasi adalah alat untuk melayani masyarakat dengan berbagai macam bentuk kebijakan yang dihasilkan pemerintah.
Birokrasi menjadi sarang penyamun bagi beberapa oknum yang berupaya memanfaatkan sistem ini. Birokrasi telah menjadi “terali besi” (iron cage) yang membuat pengap kondisi bangsa kita akibat ulah para “penjahat berbaju birokrat”.

KEROHANIAN ISLAM

A. KEISLAMAN
1. Pengertian
Islam (Arab: al-islām, الإسلام dengarkan: "berserah diri kepada Tuhan") adalah agama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Agama ini termasuk agama samawi (agama-agama yang dipercaya oleh para pengikutnya diturunkan dari langit) dan termasuk dalam golongan agama Ibrahim. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia [1][2], menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan (Arab: الله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allah menurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah.
Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari akar triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama, yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan ini memberikan beberapa maksud dari al-Qur’an. Dalam beberapa ayat, kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam..."[7] Ayat lain menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai "agama"): "...Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu."[8] Namun masih ada yang lain yang menggambarkan Islam itu sebagai perbuatan kembali kepada Tuhan-lebih dari hanya penyataan pengesahan keimanan.[9]
Secara etimologis kata Islam diturunkan dari akar kata yang sama dengan kata salām yang berarti “damai”. Kata 'Muslim' (sebutan bagi pemeluk agama Islam) juga berhubungan dengan kata Islām, kata tersebut berarti “orang yang berserah diri kepada Allah" dalam bahasa Indonesia.
2. Kepercayaan
Kepercayaan dasar Islam dapat ditemukan pada dua kalimah shahādatāin ("dua kalimat persaksian"), yaitu "Laa ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah" — yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah". Adapun bila seseorang meyakini dan kemudian mengucapkan dua kalimat persaksian ini, berarti ia sudah dapat dianggap sebagai seorang Muslim atau mualaf (orang yang baru masuk Islam dari kepercayaan lamanya).
Kaum Muslim percaya bahwa Allah mewahyukan al-Qur'an kepada Muhammad sebagai Khataman Nabiyyin (Penutup Para Nabi) dan menganggap bahwa al-Qur'an dan Sunnah (setiap perkataan dan perbuatan Muhammad) sebagai sumber fundamental Islam.[10] Mereka tidak menganggap Muhammad sebagai pengasas agama baru, melainkan sebagai pembaharu dari keimanan monoteistik dari Ibrahim, Musa, Isa, dan nabi lainnya (untuk lebih lanjutnya, silakan baca artikel mengenai Para nabi dan rasul dalam Islam). Tradisi Islam menegaskan bahwa agama Yahudi dan Kristen telah membelokkan wahyu yang Tuhan berikan kepada nabi-nabi ini dengan mengubah teks atau memperkenalkan intepretasi palsu, ataupun kedua-duanya.[11]
Umat Islam juga meyakini al-Qur'an sebagai kitab suci dan pedoman hidup mereka yang disampaikan oleh Allah kepada Muhammad. melalui perantara Malaikat Jibril yang sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya (Al-Baqarah [2]:2). Allah juga telah berjanji akan menjaga keotentikan al-Qur'an hingga akhir zaman dalam suatu ayat.
Adapun sebagaimana dinyatakan dalam al-Qur'an, umat Islam juga diwajibkan untuk mengimani kitab suci dan firman-Nya yang diturunkan sebelum al-Qur'an (Zabur, Taurat, Injil, dan suhuf atau lembaran Ibrahim) melalui nabi dan rasul terdahulu adalah benar adanya [12]. Umat Islam juga percaya bahwa selain al-Qur'an, seluruh firman Allah terdahulu telah mengalami perubahan oleh manusia. Mengacu pada kalimat di atas, maka umat Islam meyakini bahwa al-Qur'an adalah satu-satunya kitab Allah yang benar-benar asli dan sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.
Profil Muslim di Indonesia
Umat Islam juga meyakini bahwa agama yang dianut oleh seluruh nabi dan rasul utusan Allah sejak masa Adam adalah agama tauhid, dengan demikian tentu saja Ibrahim juga menganut ketauhidan secara hanif (murni imannya) maka menjadikannya seorang muslim.[13][14] Pandangan ini meletakkan Islam bersama agama Yahudi dan Kristen dalam rumpun agama yang mempercayai Nabi Ibrahim as. Di dalam al-Qur'an, penganut Yahudi dan Kristen sering disebut sebagai Ahli Kitab atau Ahlul Kitab.
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain
Islam memberikan banyak amalan keagamaan. Para penganut umumnya digalakkan untuk memegang Lima Rukun Islam, yaitu lima pilar yang menyatukan Muslim sebagai sebuah komunitas.[17] Tambahan dari Lima Rukun, hukum Islam (syariah) telah membangun tradisi perintah yang telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan dan kemasyarakatan. Tradisi ini meliputi segalanya dari hal praktikal seperti kehalalan, perbankan, jihad dan zakat.[18]
Isi dari kelima Rukun Islam itu adalah:
1. Mengucap dua kalimah syahadat dan meyakini bahwa tidak ada yang berhak ditaati dan disembah dengan benar kecuali Allah saja dan meyakini bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul Allah.
2. Mendirikan shalat wajib lima kali sehari.
3. Berpuasa pada bulan Ramadhan.
4. Membayar zakat.
5. Menunaikan ibadah haji bagi mereka yang mampu.
Muslim juga mempercayai Rukun Iman yang terdiri atas 6 perkara yaitu:
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada malaikat Allah
3. Iman kepada kitab-kitab Allah (Al-Qur'an, Injil, Taurat, Zabur, suhuf Ibrahim)
4. Iman kepada nabi dan rasul Allah
5. Iman kepada hari kiamat
6. Iman kepada qada dan qadar
3. Doktrin Islam
Hampir semua Muslim tergolong dalam salah satu dari dua mazhab terbesar, Sunni (85%) dan Syiah (15%). Perpecahan terjadi setelah abad ke-7 yang mengikut pada ketidaksetujuan atas kepemimpinan politik dan keagamaan dari komunitas Islam ketika itu. Islam adalah agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga di sebahagian besar Afrika dan Asia. Komunitas besar juga ditemui di Cina, Semenanjung Balkan di Eropa Timur dan Rusia. Terdapat juga sebagian besar komunitas imigran Muslim di bagian lain dunia, seperti Eropa Barat. Sekitar 20% Muslim tinggal di negara-negara Arab,[19] 30% di subbenua India dan 15.6% di Indonesia, adalah negara Muslim terbesar berdasarkan populasinya.[20]
Negara dengan mayoritas pemeluk Islam Sunni adalah Indonesia, Arab Saudi, dan Pakistan sedangkan negara dengan mayoritas Islam Syi'ah adalah Iran dan Irak. Doktrin antara Sunni dan Syi'ah berbeda pada masalah imamah (kepemimpinan) dan peletakan Ahlul Bait (keluarga keturunan Muhammad). Namun secara umum, baik Sunni maupun Syi'ah percaya pada rukun Islam dan rukun iman walaupun dengan terminologi yang berbeda.
4. Allah dan Tauhid
Konsep Islam teologikal fundamental ialah tauhid-kepercayaan bahwa hanya ada satu Tuhan. Istilah Arab untuk Tuhan ialah Allāh; kebanyakan ilmuwan [rujukan?] percaya kata Allah didapat dari penyingkatan dari kata al- (si) dan ʾilāh ' (dewa, bentuk maskulin), bermaksud "Tuhan" (al-ilāh '), tetapi yang lain menjejakkan asal usulnya dari Arami Alāhā.[21] Kata Allah juga adalah kata yang digunakan oleh orang Kristen (Nasrani) dan Yahudi Arab sebagai terjemahan dari ho theos dari Perjanjian Baru dan Septuaginta. Yang pertama dari Lima Rukun Islam, tauhid dituangkan dalam syahadat (pengakuan), yaitu bersaksi:
“ لا إله إلا الله محمد رسول الله
Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah ”
Konsep tauhid ini dituangkan dengan jelas dan sederhana pada Surah Al-Ikhlas yang terjemahannya adalah:
1. Katakanlah: "Dia-lah Allah (Tuhan), Yang Maha Esa,
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu,
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Nama "Allah" tidak memiliki bentuk jamak dan tidak diasosiasikan dengan jenis kelamin tertentu. Dalam Islam sebagaimana disampaikan dalam al-Qur'an dikatakan:
"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat". (Asy-Syu'ara' [42]:11)
Allah adalah Nama Tuhan (ilah) dan satu-satunya Tuhan sebagaimana perkenalan-Nya kepada manusia melalui al-Quran :
"Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku". (Ta Ha [20]:14)
Pemakaian kata Allah secara linguistik mengindikasikan kesatuan. Umat Islam percaya bahwa Tuhan yang mereka sembah adalah sama dengan Tuhan umat Yahudi dan Nasrani, dalam hal ini adalah Tuhan Ibrahim. Namun, Islam menolak ajaran Kristen menyangkut paham Trinitas dimana hal ini dianggap Politeisme.
Mengutip al-Qur'an, An-Nisa' [4]:71:
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al-Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikannya kepada Maryam dan (dengan tiupan ) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Dan janganlah kamu mengatakan :"Tuhan itu tiga", berhentilah dari ucapan itu. Itu lebih baik bagi kamu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa. Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara".

Dalam Islam, visualisasi atau penggambaran Tuhan tidak dapat dibenarkan, hal ini dilarang karena dapat berujung pada pemberhalaan dan justru penghinaan, karena Tuhan tidak serupa dengan apapun (Asy-Syu'ara' [42]:11). Sebagai gantinya, Islam menggambarkan Tuhan dalam 99 nama/gelar/julukan Tuhan (asma'ul husna) yang menggambarkan sifat ketuhanan-Nya sebagaimana terdapat pada al-Qur'an.

5. Al-Quran

Al-Fatihah merupakan surah pertama dalam Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab suci ummat Islam yang diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui perantaraan Malaikat Jibril. Secara harfiah Qur'an berarti bacaan. Namun walau terdengar merujuk ke sebuah buku/kitab, ummat Islam merujuk Al-Qur'an sendiri lebih pada kata-kata atau kalimat di dalamnya, bukan pada bentuk fisiknya sebagai hasil cetakan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an disampaikan kepada Muhammad melalui malaikat Jibril. Penurunannya sendiri terjadi secara bertahap antara tahun 610 hingga hingga wafatnya beliau 632 M. Walau Al-Qur'an lebih banyak ditransfer melalui hafalan, namun sebagai tambahan banyak pengikut Islam pada masa itu yang menuliskannya pada tulang, batu-batu dan dedaunan.
Umat Islam percaya bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini persis sama dengan yang disampaikan kepada Muhammad, kemudian disampaikan lagi kepada pengikutnya, yang kemudian menghapalkan dan menulis isi Al Qur'an tersebut. Secara umum para ulama menyepakati bahwa versi Al-Qur'an yang ada saat ini, pertama kali dikompilasi pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan (khalifah Islam ke-3) yang berkisar antara 650 hingga 656 M. Utsman bin Affan kemudian mengirimkan duplikat dari versi kompilasi ini ke seluruh penjuru kekuasaan Islam pada masa itu dan memerintahkan agar semua versi selain itu dimusnahkan untuk keseragaman.[22]
Al-Qur'an memiliki 114 surah , dan sejumlah 6.236 ayat (terdapat perbedaan tergantung cara menghitung).[23] Hampir semua Muslim menghafal setidaknya beberapa bagian dari keseluruhan Al-Qur'an, mereka yang menghafal keseluruhan Al-Qur'an dikenal sebagai hafiz (jamak:huffaz). Pencapaian ini bukanlah sesuatu yang jarang, dipercayai bahwa saat ini terdapat jutaan penghapal Al-Qur'an diseluruh dunia. Di Indonesia ada lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an yaitu lomba membaca Al-Qur'an dengan tartil atau baik dan benar. Yang membacakan disebut Qari (pria) atau Qariah (wanita).
Muslim juga percaya bahwa Al-Qur'an hanya berbahasa Arab. Hasil terjemahan dari Al-Qur'an ke berbagai bahasa tidak merupakan Al-Qur'an itu sendiri. Oleh karena itu terjemahan hanya memiliki kedudukan sebagai komentar terhadap Al-Qur'an ataupun hasil usaha mencari makna Al-Qur'an, tetapi bukan Al-Qur'an itu sendiri.
6. Nabi Muhammad
Muhammad (570-632) adalah nabi terakhir dalam ajaran Islam dimana mengakui kenabiannya merupakan salah satu syarat untuk dapat disebut sebagai seorang muslim (lihat syahadat). Dalam Islam Muhammad tidak diposisikan sebagai seorang pembawa ajaran baru, melainkan merupakan penutup dari rangkaian nabi-nabi yang diturunkan sebelumnya.
Terlepas dari tingginya statusnya sebagai seorang Nabi, Muhammad dalam pandangan Islam adalah seorang manusia biasa. Namun setiap perkataan dan perilaku dalam kehidupannya dipercayai merupakan bentuk ideal dari seorang muslim. Oleh karena itu dalam Islam dikenal istilah hadits yakni kumpulan perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan Muhammad. Hadits adalah teks utama (sumber hukum) kedua Islam setelah Al Qur'an.
7. Sejarah
a. Masa sebelum kedatangan Islam
Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam Jalan Sutera yang menjadikan satu antara Indo Eropa dengan kawasan Asia di timur. Kebanyakan orang Arab merupakan penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi. Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu, karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah. Masyarakat ini disebut pula Jahiliyah atau dalam artian lain bodoh. Bodoh disini bukan dalam intelegensianya namun dalam pemikiran moral. Warga Quraisy terkenal dengan masyarakat yang suka berpuisi. Mereka menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan disaat berkumpul di tempat-tempat ramai.
b. Masa Awal

Negara-negara dengan populasi Muslim mencapai 10% (hijau dengan dominan sunni, merah dengan dominan syi'ah) (Sumber - CIA World Factbook, 2004).
Islam bermula pada tahun 611 ketika wahyu pertama diturunkan kepada rasul yang terakhir yaitu Muhammad bin Abdullah di Gua Hira', Arab Saudi.
Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571 masehi). Ia dilahirkan ditengah-tengah suku Quraish pada zaman jahiliyah, dalam kehidupan suku-suku padang pasir yang suka berperang dan menyembah berhala. Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim, sebab ayahnya Abdullah wafat ketika ia masih berada di dalam kandungan. Pada saat usianya masih 6 tahun, ibunya Aminah meninggal dunia. Sepeninggalan ibunya, Muhammad dibesarkan oleh kakeknya Abdul Muthalib dan dilanjutkan oleh pamannya yaitu Abu Talib. Muhammad kemudian menikah dengan seorang janda bernama Siti Khadijah dan menjalani kehidupan secara sederhana.
Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, akhirnya ajaran Islam kemudian juga disampaikan secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekkah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.
Pada tahun 622 masehi, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut Hijrah, dan semenjak peristiwa itulah dasar permulaan perhitungan kalender Islam. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga semakin kuatlah umat Islam. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.
Keunggulan diplomasi nabi Muhammad SAW pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam.
c. Khalifah Rasyidin
Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang baik diawali dengan kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib. Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi. Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin balatentara dan kaum Muslimin pada umumnya untuk mendakwahkan Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak. Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh umat Islam.
d. Masa kekhalifahan selanjutnya
Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau terkadang "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan kerajaan; misalnya kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, hingga Bani Utsmaniyyah.
Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu. Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung. Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.
Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya Kesultanan Safawi, Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.
Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I. Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh mustafa kemal pasha atau kemal attaturk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.
8. Demografi
Saat ini diperkirakan terdapat antara 1.250 juta hingga 1,4 milyar umat Muslim yang tersebar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut sekitar 18% hidup di negara-negara Arab, 20% di Afrika, 20% di Asia Tenggara, 30% di Asia Selatan yakni Pakistan, India dan Bangladesh. Populasi Muslim terbesar dalam satu negara dapat dijumpai di Indonesia. Populasi Muslim juga dapat ditemukan dalam jumlah yang signifikan di Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Rusia.
Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9% per tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%. Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Beberapa pendapat menghubungkan pertumbuhan ini dengan tingginya angka kelahiran di banyak negara Islam (enam dari sepuluh negara di dunia dengan angka kelahiran tertinggi di dunia adalah negara dengan mayoritas Muslim . Namun belum lama ini, sebuah studi demografi telah menyatakan bahwa angka kelahiran negara Muslim menurun hingga ke tingkat negara Barat.
9. Tempat ibadah
Rumah ibadat umat Muslim disebut masjid atau mesjid. Ibadah yang biasa dilakukan di Masjid antara lain shalat berjama'ah, ceramah agama, perayaan hari besar, diskusi agama, belajar mengaji (membaca Al-Qur'an) dan lain sebagainya.

B. KEMUHAMMADIYAHAN
Seluruh amal usaha Muhammadiyah diarahkan dalam rangka menopang cita-cita Muhammadiyah menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Pasal 6. Berbekal al-ruju’ ila Al-Qur’an wa Al-Hadits, Muhammadiyah menawarkan sebuah bentuk pemikiran keagamaan yang responsif dengan perubahan zaman.

Amsilah spirit Al-Ma'un sebagaimana yang telah ditunjukkan oleh Dahlan, sampai hari ini tetap meninggalkan berbagai warisan khazanah dalam bidang reformasi sosial, dengan bukti ribuan amal usaha yang dihasilkannya berupa institusi pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, dan lain-lain. Pembaharuan yang dilakukannya adalah usaha demistifikasi hal-hal yang duniawi, serta mengelaborasi potensi rasionalitas dalam melihat dan menyelesaikan persoalan-persoalan dunia.

Selama perjalanannya selama satu abad, tidak dapat dipungkiri bahwa Muhammadiyah telah memiliki kontribusi dan perhatian yang besar dalam dinamika kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam rangka mencapai tujuannya dalam “'menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”, Muhammadiyah telah menempuh berbagai usaha, seperti dakwah, sosial, pendidikan, ekonomi, dan politik yang secara operasional dilaksanakan melalui struktur organisasi berbentuk majelis, badan, lembaga, dan organisasi otonom (Ortom).

Sepanjang perjalanan sejarah Muhammadiyah, cukup banyak yang telah disumbangkan kepada bangsa Indonesia melalui gerakan pencerdasan, peningkatan kualitas kesehatan, dan kehidupan sosial, pemberdayaan taraf kehidupan ekonomi masyarakat, selain tentu pencerahan kehidupan keberagamaan umat Islam. Semua usaha itu dilakukan dengan semangat mengajak kepada kebaikan dan keterbaikan dengan melakukan pencerahan kebudayaan dan peradaban. Tidaklah berlebihan jika Muhammadiyah dikata sebagai salah satu kekuatan masyarakat madani.

Dalam usianya yang seabad, Muhammadiyah harus tetap istiqamah dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan kemanusiaan. Bahkan harus meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Jati diri merupakan identitas yang dipilih Muhammadiyah sejak kelahirannya dengan meletakkan pembaharuan dan perubahan sebagai dasar dalam membangun kehidupan yang bermartabat dalam bidang apa pun.

Dengan demikian, dakwah Muhammadiyah adalah alat memperjuangkan keadilan bagi semua kelompok, dengan membebaskan mereka dari belenggu kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, kezaliman, dan ketidakadilan. Selain bertujuan untuk menghadang kemunkaran sosial, dakwah ini juga berfungsi sebagai upaya merobohkan ketidakadilan. Sehingga Muhammadiyah adalah manifestasi dari gerakan yang istiqamah pada praksis penyadaran, pembebasan, dan perlawanan.

SEJARAH MAPALA ALFEDYA

Mapala Alfedya (Mahasiswa Pecinta Alam Almamater Fakultas Ekonomi Muhammadiyah Palembang) merupakan salah satu Organisasi yang bernaung di bawah Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang. Berdiri pada tahun 1986. dideklarasikan di Bedegung. Kabupaten Muara Enim. Pemrakarsa nama ALFEDYA adalah Ibu Alrani dan Bapak Rusdi, yang merupakan perintis. Pada tahun 1986, perintis terdiri dari 5 orang.

Kemajuan dan perkembangan Mapala alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang direalisasikan melalui program kerja yang menjadi salah satu agenda tahunan Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang yaitu melaksanakan program kerja kaderisasi berupa pengkaderan calon anggota baru Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang melalui kegiatan Basic Training I,II, dan III.

Basic training I adalah suatu kegiatan yang menjadi dasar/pondasi awal bagi calon anggota Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada Basic Training I ni melatih kedisiplinan calon anggota baru dengan memberikan ketegasan selama mengikuti Basic Training I serta memberikan materi dan ilmu dibidang kepecinta alaman. Selain itu calon anggota Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Palembang dapat menerapkan simulasi materi kepecinta alaman yang telah diberikan di lokasi yang dipilih di lingkungan Universitas Muhammadiyah serta lokasi di wilayah kota Palembang maupun daerah sekitarnya agar lebih mudah untuk memahami dan melaksanakannya. Basic training II Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang adalah kegiatan lanjutan dari Basic Training I Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang untuk pendalaman dan penerapan materi kepecinta alaman pada alam sebenarnya. Dalam Basic Trainining II Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Plaembang ini calon anggota akan benar-benar menerapkan materi yang telah diberikan pada Basic Training I Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang ke alam sebenarnya. Syarat mengikuti kegiatan Basic Training II Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang ialah peserta yang dinyatakan lulus pada Basic Training I Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Nuhammadiyah Palembang. Dalam Basic Training II Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang ini para calon anggota akan menerapkan materi-materi kepecinta alaman di alam sebenarnya dengan keadaan alam yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya. Dalam kegiatan Basic Training II Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universita Muhammadiyah Palembang para peserta akan dilatih untuk bersikap disiplin, cekatan, dan cakap dalam segala hal yang akan terjadi. Tempat kegiatan Basic Training II diadakan di alam sebenarnya yakni kota Pagar Alam tepatnya berlokasi di Gunung Dempo. Basic Training II Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang adalah kegiatan lanjutan dari basic training I dan II Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang dengan tujuan untuk memantapkan divisi yang akan dipilih oleh anggota Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang dan duduk dikepengurusan Organisasi Mapala Alfedya Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palembang.

Senin, 22 Februari 2010

MOUNTENEERING

1. Sejarah Mountenering Di Indonesia, kegiatan mendaki gunung mulai dikenal sejak tahun 1964, ketika pendaki Indonesia dan jepang melakukan suatu ekspedisi gabungan dan berhasil mencapai puncak soekarno di pegunungan jayawijaya, irian jaya ( sekarang papua ). Mereka adalah soedarto dan soegirin dari Indonesia, serta fred atabe dari jepang. Pada taun yang sama, perkumpulan pendaki gunung mulai lahir, dimulai dengan berdirinya perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung WANADRI di bandung dan mahasiswa pencinta alam universitas Indonesia ( mapal ui ) di Jakarta, diikut kemudian adalah perkumpulan lainnya dibagiankota-kota lainnya.
2. Pengertian Mountenering adalah suatu olah raga keras yang membutuhkan keterampilan,kekmpakan, manajemen dan kekuatan serta daya juang yang tinggi. Pada hakekatnya bahaya dan tantangan tersebut adalah untuk menguji kemampuan diri dan untuk bisa menyatu dengan alam. Keberhasilan suatu pendakian yang sukar, berarti keunggulan terhadap rasa takut dan kemenangan terhadap perjuangan melawan diri sendiri. · Packing Packing adalah suatu tehnik untuk kenyamanan dan efisiensi barang bawaan. Dalam batas – btas tertentu, rangka yang ada pada ransel banyak memberikan kenyamanan apabila cara packing anda bagus maka fungsi dari desain ransel dan rangka ransel yang ada akan memberikan kenyamanan pada anda. Cara – cara melakukan packing : 1. Letakkan barang yang berat setinggi dan sedekat mungkin kebadan yang dibawa. 2. Letakkan barang yangsewaktu – waktu dipakai,pada bagian luar ransel. 3. Letakkan barang yang ringan dibawah dan yang berat di atas 4. Kelompokkan barang – barang dan masukkan kedalam kantong yang tidak tembus air, terutam barang – barang yang mudah basah. 3. Perlengkapan Perlengkapan yang sering di bawa dalam suatu pendakian dibagi menjadi tiga kelompok, antara lain : 1. Perlengkapan Pribadi · Sepatu · Kaos kaki · Celana / baju ganti · Peralatan navigasi · Rain coat · Sarung tangan · Sabuk ( harnest ) · Ransel ( cariel ) · Logistic · Zebo · Senter · Pisau parang · Peples 2. Perlengkapan Tidur · Satu set pakaian tidur · Kaos kaki untuk tidur · Sleeping bag · Tenda / ponco 3. Perlegkapan Masak · Nesting · Piring dan gelas · Sendok dan garpu · Pisau masak · Tempat air · Bahan baker · Perapian · Kompor gas · Lain – lain yang mendukung dalam urusan masak 4. Sistem Pendakian System pendakian adaa suatu rancangan yang akan menjadi penompang dalan suatu pendakian. Pada umumnya ystem pendakian ikelompokan menjadi dua kelompok : · Alpine tactis Alpine tactis adalah suatu emanjatan yang mengutamakan kecepatan gerak pemanjatan dengan pelengkapan / peralatan yang miim untuk mencapai puncak. · Himalayan tactis Himalayan tactis adalah sistem pendakian yang digunakan untuk perjalanan pendakian panjang, memakan waktu berminggu-minggu. Sistem ini berkembang pada pendakian ke puncak-puncak di pegunungan Himalaya. Kerjasama kelompok dalam sistem ini terbagi dalam beberapa tempat peristirahatan (misalnya : base camp, flying camp, dll). Walaupun hanya satu anggota tim yang berhasil mencapai puncak, sedangkan anggota tim lainnya hanya sampai di tengah perjalanan, pendakian ini bisa dikatakan berhasil. Pada system ini para pemanjat akan merintis terleih dahulu jalu peanjatan setahap demi setaha seingga mencapai puncak. Menurut kegiatan dan jenis medan yang dihadapi, mountaineering terbagi menjadi tiga bagian : 1. Hill Walking / Fell Walking Perjalanan mendaki bukit-bukit yang relatif landai dan yang tidak atau belum membutuhkan peralatan-peralatan khusus yang bersifat teknis. 2. Scrambling Pendakian pada tebing-tebing batu yang tidak begitu terjal atau relatif landai, kadang-kadang menggunakan tangan untuk keseimbangan. Bagi pemula biasanya dipasang tali untuk pengaman jalur di lintasan. 3. Climbing Kegiatan pendakian yang membutuhkan penguasaan teknik khusus. Peralatan teknis diperlukan sebagai pengaman. Climbing umumnya tidak memakan waktu lebih dari satu hari. Bentuk kegiatan climbing ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rock Climbing Pendakian pada tebing-tebing batu yang membutuhkan teknik pemanjatan dengan menggunakan peralatan khusus. b. Snow & Ice climbing Pendakian pada es dan salju. 4. Mountaineering Merupakan gabungan dari semua bentuk pendakian di atas. Waktunya bisa berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan. Disamping harus menguasai teknik pendakian dan pengetahuan tentang peralatan pendakian, juga harus menguasai manajemen perjalanan, pengaturan makanan, komunikasi, strategi pendakian, dll. 5. Klasifikasi Pendakian Tingkat kesulitan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, tergantung dari pengembangan teknik-teknik terbaru. Mereka yang sering berlatih akan memiliki tingkat kesulitan / grade yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang baru berlatih. Klasifikasi pendakian berdasarkan tingkat kesulitan medan yang dihadapi (berdasarkan Sierra Club) : Kelas 1 : Berjalan tegak, tidak diperlukan perlengkapan kaki khusus (walking). Kelas 2 : Medan agak sulit, sehingga perlengkapan kaki yang memadai dan penggunaan tangan sebagai pembantu keseimbangan sangat dibutuhkan (scrambling). Kelas 3 : Medan semakin sulit, sehingga dibutuhkan teknik pendakian tertentu, tetapi tali pengaman belum diperlukan (climbing). Kelas 4: Kesulitan bertambah, dibutuhkan tali pengaman dan piton untuk anchor/penambat (exposed climbing). Kelas 5 : Rute yang dilalui sulit, namun peralatan (tali, sling, piton dll), masih berfungsi sebagai alat pengaman (difficult free climbing). Kelas 6 : Tebing tidak lagi memberikan pegangan, celah rongga atau gaya geser yang diperlukan untuk memanjat. Pendakian sepenuhnya bergantung pada peralatan (aid climbing). 6. Persiapan Bagi Seorang Pendaki Gunung Untuk menjadi seorang pendaki gunung yang baik diperlukan beberapa persyaratan antara lain : 1. Sifat mental. Seorang pendaki gunung harus tabah dalam menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan di alam terbuka. Tidak mudah putus asa dan berani, dalam arti kata sanggup menghadapi tantangan dan mengatasinya secara bijaksana dan juga berani mengakui keterbatasan kemampuan yang dimiliki. 2. Pengetahuan dan keterampilan Meliputi pengetahuan tentang medan, cuaca, teknik-teknik pendakian pengetahuan tentang alat pendakian dan sebagainya. 3. Kondisi fisik yang memadai Mendaki gunung termasuk olah raga yang berat, sehingga memerlukan kondisi fisik yang baik. Berhasil tidaknya suatu pendakian tergantung pada kekuatan fisik. Untuk itu agar kondisi fisik tetap baik dan siap, kita harus selalu berlatih. 4. Etika Harus kita sadari sepenuhnya bahwa seorang pendaki gunung adalah bagian dari masyarakat yang memiliki kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang berlaku yang harus kita pegang dengan teguh. Mendaki gunung tanpa memikirkan keselamatan diri bukanlah sikap yang terpuji, selain itu kita juga harus menghargai sikap dan pendapat masyarakat tentang kegiatan mendaki gunung yang selama ini kita lakukan. Pada dasarnya dalam penakian ada dua fator yang memengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan seorang endakin adalah : 1. Factor intern Artinya ksiapan si pendaki itu sendiri, kalau kurang akan membahayakan si pendaki itu sendiri. 2. Factor ekstern Artinya factor yang timbul dari luar ( alam ) berupa badai, hujan, udara dingin, kabut, tanah longsor dan lain – lain. Hindari hal – hal beikut dalam pendakian 1. Membuat api disembarang tempat 2. Membawa obor sebagai penerangan 3. Ketika istirahat, duduk dengan kaki ditekuk 4. Dilarang membawa, membunuh, merusak flora dan fauna Berjalan di gunung 1. Berjalan dengan langkah – langkah kecil 2. Kurang lebih perjalanan 1 jam istirahat 10 menit 3. Pilih lokasi yang baik 4. Berjalan secara zig – zag pada medan yang curam 5. Ketika istirahat, duduk dengan kaki melonjor Persyaratan mendaki gunung : Identitas pendaki harus jelas diketaui perorangan maupun kelompok yng diingat dalam daftar isiKesehatan harus dalam kondisi yang bak atas dasar pemeriksaan dokter aupu ats dasar keyakian pendaki sendiri.Perizinan dikluarkan oleh instansi pemerinah ang mengelola kawasan tersebut yaitu : · Mengeluarkan surat izin setelah memeriksa seksama persyaratan pendaki · Memberikan informasi lengaap kepada pendaki tentang : 1. Jalur pendakian yang aman 2. Jalur pendakian yag berbahaya 3. Keadaan temperature, kelembapan, cuaca dan potografi 4. Jarak dan waktu tempuh pendaki

Kamis, 21 Januari 2010

Rabu, 20 Januari 2010

JALUR BARAT LAUT MAPALA ALFEDYA

1. MENUJU KAMPUNG IV
Ketinggian gunung dempo adalah ± 3.159 mdpl, yang terdiri dari hutan, kebun teh dan penduduk. Untuk mencapai pintu rimba dari rumah pak anton dapat ditempuh dengan mengendarai mobil atau berjalan kaki. Setelah sampai di kampung IV tepatnya di mushola lama dapat dimulai pendakian.
Dari kota atau pasar Pagar Alam naik mobil ke desa Jurusan Gunung, berhenti dirumah Pak Anton untuk istirahat atau langsung ke kampung II. Kemudian dari kampung II dilanjutkan ke kampung IV dengan carter mobil atau menumpang truk pengangkut teh atau dengan berjalan kaki.
- Kota / Pasar sampai rumah Pak Anton : Rp. 2.000,-
- Kota / Pasar sampai kampung II : Rp. 4.000,-
- Rumah Pak Anton ke kampung IV : Rp. 1.500,-
Dari rumah Pak Anton bisa juga ditempuh dengan berjalan kaki selama ± 2 jam perjalanan ke kampung IV dengan melwati kebun teh yang berbukit-bukit dan rumah penduduk.

2. MENUJU PINTU RIMBA JALUR BARAT LAUT MAPALA ALFEDYA
Untuk sampai ke pintu rimba jalur barat laut mapala alfedya, dapat dimulai dari mushola lama yang tidak digunakan lagi di kampung IV, dengan berjalan kaki kearah puncak dempo atau tepatnya dibelakang kampung IV. Jalur yang dilewati terdapat kebun teh yang baru ditanami dan kebun penduduk. Lamanya perjalanan ke pintu rimba ±30 menit dan telah berada diketinggian 2.350 Mdpl.

3. MENUJU SHELTER I
Perjalanan dilanjutkan menuju shelter I dengan kondisi hutan yang masih alami dan dijumpai kebun penduduk. Jalan yang dilalui masih landai dengan lama perjalanan ± 1,5 jam. Selam perjalanan terdengar kicauan berbagai burung dan binatang lainnya. Sebelum sampai shelter I terdapat tempat mengambil air minum dengan menuruni bukit selam ± 15 menit.

4. MENUJU SHELTER II
Dari shelter I, kita melnjutkan perjalanan menuju shelter II. Shelter II dapat ditempuh ± 3 jam perjalanan dengan kondisi jalur menanjak dan beberapa kali melewati pinggiran bukit. Didalam perjalanan dapat kita temui berbagai macam anggrek dan bunga lainnya, sekumpulan kantong semar dan beberapa pohon kayu panjang umur, kondisi hutan sangat rapat dan ditumbuhi banyak lumut. Yang menarik dapat dilihat air terjun dengan jelas ( apabila tidak tertutup kabut ).

5. MENUJU PUNCAK BARAT LAUT MAPALA ALFEDYA
Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju puncak barat laut mapala alfedya dengan jalur yang lebih menanjak lagi. Maka diperlukan bantuan tangan untuk memegang ranting pohon atau bebatuan. Sesekali masih menyisir pinggiran punggungan yang sangat llicin dan semakin mendekati puncak pohon-pohon semakin pendek. Lamanya perjalanan dari shelter ii kepuncak yaitu ± 2 jam.

6. MENUJU TOP DEMPO
Setelah sampai di puncak barat laut, akan terdapat tanda arah menuju Top Dempo yang mengarah kekiri dan jalur pendakian landai. Kesulitan belum selesai, karena melanjutkan ke Top Dempo harus merunduk dan sesekali cariel tersangkut ranting pohon yang rapat. Lamanya perjalanan ± 15 menit.

7. MENUJU PELATARAN
Kemudian setelah sampai Top Dempo, dilanjutkan turun ke pelataran. Pelataran adalah tempat dimana para pendaki untuk beristirahat dan membuat tenda. Jarak ditempuh ± 15 menit. Di pelataran banyak dijumpai tanaman kayu panjang umur dan buahnya yang telah matang dapat dimakan dan banyak terdapat mata air yang bisa digunakan untuk memasak dan minum. Di pelataran juga terdapat telaga putri, telaga putri merupakan salah satu objek yang terletak dipelataran. Pelataran dempo merapi sangat luas dan dapat menampung banyak pendaki.

8. MENUJU PUNCAK GUNUNG MERAPI DAN KAWAH MERAPI
Kawah merapi merupakan salah satu yang harus dikunjungi apabila mendaki gunung dempo. Jarak yang ditempuh untuk sampai ke puncak merapi dari pelataran ± 20 menit dengan jalur terjal.

9. KEADAAN IKLIM GUNUNG DEMPO
Keadaan iklim di lokasi gunung dempo mempunyai dua musim. Apabila bermusim hujan, maka pada siang hari udara terasa dingi dengan suhu mencapai ± 100-200 C dan sering turun hujan, sedangkan pada malam harinya udara terasa dingin lagi dengan suhu mencapai ± 50-100 C. Apabila dimusim panas, maka siang hari terasa panas. Tetapi panasnya tidak berkepanjangan, itulah bisa membuat kulit kita terbakar.

10. FLORA DAN FAUNA
- Flora
Flora yang terdapat digunung dempo adalah dikelilingi oleh perkebunan teh PTPN VII, kemudian ditemui jenis vegetasi kayu panjang umur, hutan pakis, anggur hutan, kantung semar, jamur, lumut, keladi hutan, buah selutup dan perkebunan penduduk yang sedang ditanami kol ( kubis ), sawi, cabe, kebun kopi, dll.

- Fauna
Fauna yang terdapat disekitar gunung dempo adalah beruang madu, harimau, beruk, siamang, burung murai, burung penghisap madu, ayam hutan, tikus, lebah, kupu-kupu, cacing tanah, nyamuk hutan ( agas ), lalat hutan, dan banyak terdapat pacat.

11. PENDUDUK
Penduduk disekitar gunung dempo kebanyakan berasal dari pulau jawa dan orang jawa. Penduduk disekitar gunung dempo tinggal di perkampungan, perkampungannya terdiri dari 4 kampung :
- kampung I
- kampung II
- kampung III
- kampung IV

Jalur Barat Laut

Jalur Barat Laut
Jalur Barat Laut